Berwisata ke Bandung dapat jadi satu agenda wisata yang komplit. Pasalnya kota kembang Bandung bukan sekedar mempunyai wisata alam yang masih tetap asri saja. Ada Masjid Raya Bandung yang sangatlah popular bernama Masjid Agung. Nama Masjid Agung di ketahui diberikan mulai sejak masa penjajahan Belanda. Mengenai pada awal mulanya masjid yang di bangun diatas tempat seluas 9. 939 mtr. persegi itu di kenal juga sebagai Bale Nyuncung. Masjid Agung Bandung terdapat di dalam kota Bandung yakni dekat alun-alun. Tepatnya Masjid Agung Bandung ada di ruas jalan Asia Afrika yang membuatnya gampang dibuka. Dapat disebut kehadiran Masjid Agung Bandung ini juga jadi lambang di dalam kepadatan serta keramaian kota kembang.
Menurut histori bangunan Masjid Agung Bandung pertama kalinya di bangun seputar th. 1812. Mulai sejak pertama kalinya dibangung Masjid Agung alami 7 kali perombakan. Awalannya masjid yang juga jadi obyek wisata Bandung ini cuma berbentuk bangunan panggung tradisional dengan dinding dari anyaman bambu. Atapnya dahulu juga masih tetap di buat dari daun rumbia. Setelah itu Masjid Agung Bandung direnovasi pada th. 2006. Renovasi itu ditujukan untuk pengaturan lagi alun-alun kota Bandung, 2 lantai lantai dasar serta taman. Penggabungan fisik Masjid Agung di ketahui mengonsumsi saat 2 th. 99 hari.
Liburan ke Bandung memanglah bakal merasa kurang bila Anda tak menyempatkan diri bertandang ke Masjid Agung. Pasalnya ada kelebihan yang dipunyai yakni masjid ini mempunyai 2 menara kembar yang di buka untuk umum sehari-hari Sabtu serta Minggu. Pengunjung diijinkan naik hingga lantai 19 yang di sana juga disiapkan teleskop manfaat nikmati keindahan kota Bandung dari ketinggian. Yakinkan Anda tak melupakan tawaran menarik wisata Bandung yang memberi peluang lihat panorama 360 derajat muka lain kota kembang dari menara. Menara masjid itu ada dengan ornament logam berupa bulat serupa bawang. Awal mulanya tinggi menara meraih 99 m, namun lalu dikurangi jadi 81 m dengan argumen keselamatan penerbangan. Hal semacam ini seperti yang dianjurkan oleh pihak pengelola bandara Husein Sastranegara.