Histori diketemukannya Kawah Putih bermula pada era 19 atau tepatnya pada th. 1837 saat seseorang anggota Belanda bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn mengambil keputusan untuk menuju ke puncak Gunung Patuha untuk ilmu dan pengetahuan untuk menyangkal bahwa tempat itu angker serta ditempati oleh makhluk halus. Walau sebenarnya pada saat itu nyaris kebanyakan orang yakin bahwa puncak Gunung Patuha adalah daerah angker serta tak ada lagi orang yang berani naik kepuncak gunung itu sesudah letusan hebat pada era 10 lantaran merekan yakin bahwa orang yang naik ke puncak gunung itu akan tidak kembali pada. Orang-orang umum yakin bahwa tak ada makhluk hidup yang bakal bertahan hidup saat mendekati ruang itu ; diakui juga bahwa burung yang terbang melalui tempat itu bakal mati serta jatuh.
Untuk memuaskan rasa mau th. serta berusaha menunjukkan bahwa mitos itu salah ; Junghuhn membulatkan tekad pergi ke puncak Gunung Patuha serta nyatanya sukses meraih puncak untuk menguak misteri serta temukan keindahan alam yang luar umum disana. Junghuhn mengabadikan puncak Patuha serta Kawah Putih dalam suatu photo dokumentasi pada th. 1856. Ia melukiskan suatu danau dengan warna air putih dengan sedikit warna hijau serta biru dikelilingi oleh bukit - bukit berwarna hijau serta putih dengan sebagian vegetasi ternampak di tepian danau. Harga belerang yang tinggi di puncak Gunung Patuha kelihatannya jadi jawaban dari misteri keangkeran dan jadi pemicu matinya banyak makhluk hidup saat ada di dekat puncak gunung atau danau Kawah Putih. Dengan kesuksesan Junghuhn lalu makin beberapa orang berupaya meraih Kawah Putih serta lihat fenomena keindahan alam ditempat itu. Pemerintah Indonesia mulai serius meningkatkan Kawah Putih juga sebagai tempat maksud wisata pada th. 1987.